Tari Wayang
Di antara sekian banyaknya kesenian atau tarian yang ada di Jawa Barat,tari wayang adalah salah satunya. Pada awalnya tari wayang tampil dalam kesenian Wayang Orang, yaitu suatu bentuk teater daerah yang tempat pementasan dan perlengkapannnya sudah mengikuti teater modern Barat. Misalnya pentasnya yang berbentuk proscenium (satu arah) serta menggunakan layar depan, layar belakang dan seben (penyekat samping). Kemudian pentas itu pun menggunakan setting yang merupakan layar belakang atau layar sampingyang bergambar dan disesuaikan dengan cerita serta menggunakan tata cahaya
dan tata suara seperti pentas modern Barat.
Cerita yang dipentaskan dalam kesenian Wayang Orang adalah cerita wayang, tetapi dimainkan oleh para pemeran yang harus menguasai gerak tari wayang, suara para pemeran pun harus disesuaikan dengan peran wayang yang diperankannya. Setiap tokoh tokoh wayang memiliki patokan tersendiri mengenai gaya bicaranya dan geraknya. Dan ini harus sesuai dengan nada-nada tertentu sehingga tidaklah mudah menjadi pemain wayang orang. Pemain Wayang orang harus pandai menari serta mempunyai perbendaharaan gerakan wayang bagi kelengkapan peranannya.
Seiring dengan berjalanya waktu dan bergantinya jaman, para penggarap kesenian Wayang Orang kemudian mengkemas dalam bentuk tarian. Puncak kejayaan tari Wayang yakni pada masa berakhirnya penjajahan Jepang. Pada masa itu, banyak bermunculan perkumpulan kesenian wayang orang yang mengajarkan tari Wayang. Saat ini ada beberapa daerah di Jawa Barat yang masih tetap melestarikan tari Wayang tersebut antara lain Bogor, Garut, Sumedang, dan Bandung. Masing-masing daerah mempunyaimotif gerak yang spesifik.
Biasanya tari wayang dibawakan oleh pria dan Wanita. Tarian senantiasa dilatarbelakangi oleh suatu peristiwa dengan karakter tokoh yang berbeda-beda. Berdasarkan penyajiannya, tari Wayang dikelompokkan menjadi beberapa bagian, antara lain :
- Tari Tunggal
- Tari Berpasangan,
- Tari Massal.
Karakter suatu tarian dapat dilihat dari berbagai aspek yang mendukung terwujudnya suatu tarian di antaranya, dari gerakan yang dibawakan, tata rias, tata busana serta gending pengiringnya. Dan karakternya pun mempunyai tingkatan atau jenis karakter yang berbeda, misalnya Satria lungguh untuk tokoh Arjuna, Abimanyu. Satria ladak lungguh untuk tokoh Arayana, Nakula dan Sadewa. Sementara karakter tari wanita, putri lungguh untuk tokoh Subadra, dan Arimbi, serta putri ladak untuk tokoh Srikandi.
Di dalam setiap tarian, musik pengiring merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Begitu pula pada tari Wayang, musik atau biasa disebut gending atau karawitan sangat berperan terutama untuk penegas gerakan, pembawa suasana, pendukung ungkapan karakter penokohan. Alat Gending atau karawitan yang dipakai sama dengan alat yang dipakai untuk mengiringi tari Keurseus.
0 komentar:
Posting Komentar